Category Here : Artikel Dosen

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MENINGKATKAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH MELALUI PENDEKATAN COM

Vivamus molestie gravida turpis

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MENINGKATKAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH MELALUI PENDEKATAN COMMUNITY AS PARTNER MODEL

 

 Henny Kusumawati1, Budi Anna Keliat2 , Yossie Susanti Eka Putri3

1. Akademi Keperawatan Keris Husada, Jakarta, Indonesia

2, 3.  Dosen Kelompok Keilmuan Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Email: henny_cgr1@yahoo.com

 

 

Abstrak

Tahap perkembangan anak usia sekolah dikenal dengan industry vs inferiority berada pada rentang usia 6-12. Karya ilmiah ini bertujuan menggambarkan hasil pelaksanaan terapi kelompok terapeutik (TKT) anak usia sekolah di komunitas dengan melibatkan 30 orang anak usia sekolah berusia 8-9 tahun, dibagi dalam dua kelompok besar. Metode yang digunakan adalah case study. Kelompok I dilakukan tindakan keperawatan ners dan tindakan keperawatan ners spesialis (psikoedukasi keluarga dan terapi kelompok terapeutik). Kelompok II hanya dilakukan tindakan keperawatan ners dan terapi kelompok terapeutik. Hasil tindakan keperawatan menunjukkan semua anak usia sekolah mengalami peningkatan dalam aspek perkembangan dan kemampuan industry serta kemampuan keluarga. TKT mempengaruhi perkembangan anak usia sekolah secara signifikan. Pelaksanaan TKT anak usia sekolah dengan melibatkan orang tua pada saat terapi sangat direkomendasikan pada tatanan pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat dengan memberdayakan KKJ sebagai mitra perawat dalam mencapai perkembangan fase industry.

 

Kata Kunci : Anak usia sekolah, aspek perkembangan, kemampuan industry, kemampuan

                       keluarga, terapi kelompok terapeutik, 

 

Abstract

Stage of school-age development are known by the industry versus inferiority that are range in the 6-12 years. This paper aims to describe the results of the implementation of group therapy, therapeutic (TKT) school-age in the community by involving 30 school-age, children are range 8-9 years, were divided into two large groups. The method used is a case study. Group I action nursing nurses and specialist nurses nursing actions (family psychoeducation group therapy and therapeutic) to empower the role (KKJ) of the volunteer in the home visit. Group II only do nurses and nursing actions therapeutic group therapy. The results of nursing actions show all school-age has increased in the aspects of development and the ability of industry and the ability of the family. TKT implementation of school-age by involving parents at the time therapy is highly recommended in order of mental health services in the community by empowering KKJ as nursing partners in achieving the development phase of industry.

 

Keywords: Children of school age, developmental aspects, industry capabilities, family ability,

                   group therapy therapeutic

 

 


Pendahuluan

Periode usia pertengahan juga sering disebut usia sekolah atau masa sekolah dengan rentang usia 6 – 12 tahun (Wong, 2009). Berdasarkan beberapa definisi tersebut menyatakan bahwa anak usia sekolah adalah seseorang yang berusia antara 6 – 12 tahun. Perkembangan anak usia sekolah perlu mendapatkan perhatian yang serius mengingat anak merupakan generasi berpotensi.

 

Tugas perkembangan utama pada tahap ini adalah kemampuan untuk mencapai rasa percaya diri. Ciri-ciri utama perkembangan industri adalah kemampuan mengembangkan produktifitasnya yaitu anak mulai ingin bekerja untuk menghasilkan sesuatu dengan mengembangkan kreativitas, keterampilan, dan keterlibatan dalam pekerjaan yang berguna secara sosial, tumbuhnya rasa kemandirian dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diembannya hingga selesai, adanya rasa bersaing/berkompetisi dan bekerja sama dari aturan yang diberikan (Wong dalam Hockenberry dan Wilson, 2011; Townsend, 2014; Santrock, 2010; Keliat, Daulima & Farida, 2011). Fase perkembangan ini merupakan periode yang sangat penting dalam pembentukan harga diri yang positif dan perasaan kompeten (Potts & Mandleco, 2012). Keberhasilan mencapai perkembangan industry akan menentukan perkembangan pada tahap berikutnya.

 

Anak- anak yang tidak dapat memenuhi standar perkembangan dapat mengalami rasa inferiority (Wong, 2009). Yang ditandai dengan merasa rendah diri/tidak percaya diri, merasa gagal, merasa tidak kompeten, tidak produktif, merasa tidak adekuat,  dan lebih agresif untuk menutupi perasaan tidak adekuatnya (Erikson 1963 dalam Nurdin, 2011; Hockenberry & Wilson, 2009; Townsend, 2014). Anak akan menunjukkan perilaku sulit berhubungan interpersonal, tidak dapat bekerja sama dengan orang lain dalam kegiatan kelompok, tidak mampu memecahkan masalah, lebih pasif atau terlalu agresif, manipulasi, melanggar hak orang lain untuk memenuhi keinginannya (Townsend, 2014). Hal ini berarti bahwa tahap perkembangan pada masa ini merupakan tahap kiritis dalam proses pembentukan konsep diri di masa dewasa sehingga diperlukan berbagai upaya untuk mengoptimalkan perkembangan anak usia sekolah.

 

Terapi kelompok terapeutik pada anak usia sekolah bertujuan untuk membantu anak mengatasi permasalahannya yang diselesaikan bersama dalam kelompok dan sharing pengalaman dalam memenuhi tugas perkembangan anak, sehingga anak mampu melampaui tahap-tahap perkembangan anak usia sekolah. Terapi Kelompok Terapeutik (TKT) merupakan salah satu jenis dari terapi kelompok yang memberi kesempatan kepada anggotanya untuk saling berbagi pengalaman, saling membantu satu dengan lainnya, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah dan mengantisipasi masalah yang akan dihadapi dengan mengajarkan cara yang efektif untuk mengendalikan stres (Townsend 2014). TKT merupaka bentuk stimulasi perkembangan pada anak usia sekolah untuk memaksimalkan pencapaian tugas perkembangan anak usia sekolah.

 

Pelaksanaan asuhan keperawatan ini  menggunakan pendekatan community mental health nursing (CMHN) dan dilakukan di wilayah RW 09 Kelurahan Kebon Kalapa sebagai RW Siaga Sehat Jiwa. Asuhan keperawatan kesehatan jiwa pada anak usia sekolah di tatanan komunitas dapat diberikan pada klien (anak), kelompok, keluarga dan masyarakat agar anak dapat distimulasi dan mencapai keberhasilan perkembangan yang optimal.

 

Penggunaan model community as partner merupakan konsep yang memberikan dasar bagaimana perawat membangun partnership dengan komunitas melalui community empowerment. Konsep ini menggunakan kerangka kerja dengan pemberdayaan komunitas melalui pembentukan relationship diantara anggota komunitas, mengembangkan hubungan kemanusiaan (humanistic relationship) dan menyelesaikan hambatan untuk mempromosikan community partnership. Berdasarkan penjelasan tersebut model community as partner sangat sesuai dengan aplikasi CMHN. CMHN menerapkan prinsip community development dan community empowerment yang disebut Desa Siaga Sehat Jiwa dengan memberdayakan potensi yang ada di masyarakat. Pemberdayaan yang dapat dilakukan pada asuhan keperawatan anak usia sekolah di komunitas berupa pemberdayan support system pada keluarga, kelompok teman sebaya dan kader kesehatan jiwa.

 

Metode

Metode yang digunakan dalam studi ini adalah studi kasus, yang  bertujuan untuk memberikan gambaran terkait pelaksanaan asuhan keperawatan berdasarkan model community as partner. Kasus yang diambil adalah anak usia sekolah. Tigapuluh kasus yang diambil pada studi ini berlangsung mulai dari dari tanggal 16 Februari sampai 18 April 2016. Studi kasus ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pelaksanaan penerapan teori community as partner pada anak usia sekolah untuk memenuhi tugas perkembangan anak, sehingga anak mampu melampaui tahap-tahap perkembangan anak usia sekolah.

 

Hasil

Hasil asuhan keperawatan jiwa pada anak usia sekolah dengan menerapkan tindakan keperawatan ners dan tindakan keperawatan ners spesialis yang dilaksanakan selama 9 minggu dari tanggal 16 Februari sampai 18 April 2016 untuk mengetahui pengaruh tindakan keperawatan yang diberikan terhadap aspek perkembangan dan kemampuan anak dan keluarga.

 

Tabel. 1 Karakteristik Anak Usia Sekolah (n = 30)

No

Variabel

Jumlah

Persentase (%)

1

Usia :

 

 

 

8-9 tahun

30

100

2

Jenis kelamin :

 

 

 

Laki-laki

12

40

 

Perempuan

18

60

3

Urutan kelahiran :

 

 

 

Anak pertama

8

27

 

Anak tengah

12

40

 

Anak bungsu

10

33

4

Jumlah saudara kandung :

 

 

 

≤ 4

21

70

 

> 4

9

30

 

Semua anak sekolah adalah anak usia sekolah pertengahan berusia 8-9 tahun, jenis kelamin terbanyak adalah perempuan yaitu 60%. Urutan kelahiran terbanyak adalah anak tengah sebesar 40% dengan jumlah saudara kandung terbanyak adalah ≤ 4 orang (70%).

 

Berdasarkan uraian karakteristik keluarga (ibu) anak usia sekolah pada tabel 2 didapatkan hasil bahwa usia ibu terbanyak adalah usia ≤ 40 tahun (73,3%), dengan tingkat pendidikan terbanyak adalah SD (40%) dan bekerja (86,7%), status ekonomi menengah kebawah (93,3%). Pola asuh terbanyak adalah permisif sebanyak 83,3%

 

Tabel. 2 Karakteristik Keluarga (Caregiver) Anak Usia Sekolah (n= 30)

No

Variabel

Jumlah

Persentase (%)

1

Usia :

 

 

 

≤ 40 tahun

22

73.3

 

> 40 tahun

8

26.7

2

Tingkat pendidikan :

 

 

 

SD

12

40

 

SMP

10

33.3

 

SMA

7

23.3

 

PT

1

3.33

3

Pekerjaan :

 

 

 

Bekerja

26

86.7

 

Tidak bekerja

4

13.3

4

Pola asuh :

 

 

 

Autoritarian

4

13.3

 

Otoriter

1

3.33

 

Permisif

25

83.3

5

Status ekonomi :

 

 

 

Menengah kebawah

28

93.3

 

Menengah keatas

2

6.7

 

Semua anak usia sekolah dalam asuhan keperawatan ini mempunyai faktor protektif baik biologis, psikologis dan sosial budaya yang mendukung pencapaian tugas perkembangannya.

# ShutDown